JAKARTA (WIPREDNEWS) Founder sekaligus peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyebut berdasarkan survei itu, tingkat kepuasan terhadap Jokowi mencapai 77,2 persen. Ia merinci persentase responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, yakni sebanyak 23,7 persen mengaku sangat puas, dan 53,5 persen mengaku puas. Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru mereka tentang tingkat kepuasan publik terhadap Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi pascapemilihan presiden (pilpres).
Burhanuddin menambahkan, meski tingkat kepuasan terhadap Jokowi sempat turun menjelang Pemilu 2024 lalu, yakni dari 78 ke 76 persen, namun 77 persen bukan angka yang kecil. “Kaau kita lihat meskipun sempat turun dibanding sebelum pemilu pilpres, dari 78 ke 76 persen di pertengahan Februari, di awal appril ada sedikit peningkatan tapi kita bilang stagnan,” tuturnya. “Sangat puas 23,7 persen, cukup puas 53,5 persen, kurang puas 18,5 persen, tidak puas sama sekali 3,5 persen, dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 0,8 persen,” jelasnya. “Tapi 77,2% bukan angka yang kecil di tengah banyak isu ekonomi politik. Meskpun tidak sepulih sebelum pilpres tapi minimal tidak turun lagi.”
Berdasarkan survei tersebut juga diketahui bahwa ada sejumlah faktor yang menyebabkan kepuasan responden, di antaranya bantuan rakyat kecil, kinerja bagus, infrastruktur, dan sikap merakyat. Margin of error survei tersebut diperkirakan berkisar plus minus 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan menggunakan metode wawancara telepon terhadap 1.200 responden pada 4 dan 5 April lalu. Sementara yang tidak puas sebanyak 22 persen akibat harga bahan pokok meningkat, kurang mampu memimpin, kurang berpihak pada rakyat kecil, dan bantuan tidak merata. Mereka yang tidak puas uga menyebut alasan isu ekonomi serta politik dinasti. Menanggapi hal tersebut, pengamat Politik dan Budaya dari Ologis Institute, Dr. Stephanus Litbagay, menyatakan simpulan hasil survey tersebut memang menunjukkan data dan fenomena yang terjadi di masyarakat pada umumnya. (Timpred/SB: KpsTv/002-007)***